Uang kepeng memiliki nilai sejarah bagi masyarakat Bali Kuna, uang kepeng dibawa oleh para saudagar dari negeri Cina yang membawa misi dagang di Pulau Bali. Pada masa Bali Kuno, uang kepeng difungsikan sebagai alat tukar dan saat ini telah berkembang menjadi perlengkapan upacara keagamaan khususnya Agama Hindu. Uang kepeng merupakan salah satu budaya materi yang banyak ditemukan di situs-situs arkeologi khususnya dari masa klasik terutama di Pulau Bali. Berdasarkan data prasasti dan hasil penelitian arkeologi ada indikasi bahwa uang kepeng juga dipergunakan sebagai sarana upacara oleh masyarakat Bali Kuna. Walaupun sebagai alat tukar resmi perdagangan sudah tidak berlaku, saat ini tradisi penggunaan pis bolong itu tetap berlanjut sebagai sarana upacara. Balai Arkeologi Bali akan menyelenggarakan webinar arkeologi yang bertajuk “Uang Kepeng Dari Masa ke Masa” yang akan diselenggarakan pada Selasa, 3 November 2020. Pada webinar ini menghadirkan Narasumber yaitu Narasumber yaitu I Gusti Made Suarbhawa (Kepala Balai Arkeologi Bali) yang meneliti prasasti-prasasti pada Masa Bali Kuno. Narasumber kedua yaitu I Dewa Nyoman Putra Hartawan merupakan kolektor uang kepeng kuno yang berasal dari Dinasti Han, Dinasti Tang, Dinasti Song, Dinasti Yuan, Dinasti Ming, Dinasti Qing, dan sebagainya. Acara ini akan dipandu oleh moderator Nyoman Arisanti (Peneliti Balai Arkeologi Bali) yang dalam thesisnya membahas “Uang Kepeng dalam Kehidupan Masyarakat Bali Kontemporer”. Untuk informasi lebih jelasnya kalian dapat mengikuti webinar ini, kami tunggu partisipasinya.
Apabila ada hal yang kurang jelas dapat menghubungi CP berikut. Terimakasih
Kontak Person:
08970119465 (Dilla)
081999758665 (Dek Sri)