SITUS TANJUNG SER

Saring Konten

SITUS TANJUNG SER 


Situs Tanjung Ser secara astronomis terletak di 144°38’54,66”BT dan 8°8’15,41”LS. Secara administratif berlokasi di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Desa Pemuteran terdiri dari beberapa dusun yaitu Dusun Yeh Panas, Dusun Sendang Pasir, Dusun Sendang Dalam, dan Dusun Pengumbahan.  Situs Tanjung Ser di Desa Pemuteran sangat mudah dicapai karena dilalui jalan raya Singaraja-Gilimanuk, dengan batas sebelah utara adalah Laut Jawa, sebelah timur Desa Banyu Poh, sebelah selatan perbukitan, dan sebelah barat Desa Sumberkima. Secara keseluruhan lingkungan yang ditampilkan berupa daerah permukiman penduduk, wilayah perkebunan, dataran dekat pantai dan beberapa perbukitan sebagai lokasi pura-pura yang disucikan.

 

Penelitian di situs Tanjung Ser, berawal dari temuan pecahan keramik dan fragmen perunggu secara tidak sengaja oleh seorang penduduk Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng pada tahun 1992. Balai Arkeologi Bali (ketika itu bernama Balai Arkeologi Denpasar), kemudian menugaskan tim kecil untuk mengecek kebenaran berita tersebut. Berdasarkan hasil observasi teridentifikasi bahwa temuan tersebut merupakan keramik Cina dan fragmen benda perunggu. Setelah dari Desa Sumberkima, tim tiba di Dusun Yeh Panas, Desa Pemuteran dan melihat tiga onggokan batu di pinggir jalan. Setelah diidentifikasi, ternyata batu-batu tersebut adalah sebagian arca dewi dan arca nandi, yang sekarang disucikan di Pura Bukit Teledu.

 

Balai Arkeologi Bali akhirnya memutuskan mengadakan penelitian arkeologi dalam bentuk survei arkeologi di Desa Pemuteran pada tanggal 9 s.d 20 Juni 2000. Hasil survey menunjukkan beberapa pura memiliki tinggalan arkeologi yaitu Pura Bukit Teledu, Pura Pucak Tanjung Ser, Pura Beratan, Pura Pucak Beratan, dan Pura Ulu Jagat Kertha. Selain itu, terdapat sebaran fragmen gerabah pada permukaan tanah (surface finds)  di lahan datar sekitar bukit Tanjung Ser.

 

Arca Dewi & Arca Nandi di Pura Bukit Teledu (2000)

 

Berdasarkan hasil analisis dan temuan survey arkeologi, Balai Arkeologi Bali kemudian melakukan penelitian dengan metode ekskavasi di Situs Tanjung Ser pada tanggal 28 September s.d 9 Oktober 2001. Berdasarkan hasil ekskavasi ditemukan fragmen/pecahan gerabah dalam jumlah cukup banyak dan cangkang kerang. Fragmen gerabah tersebut diperkirakan merupakan pecahan dari berbagai wadah (periuk, pasu, kendi, dan sebagainya) yang dihias dengan teknik tera dan gores. Berdasarkan hasil survei dan ekskavasi diduga bahwa situs Tanjung Ser merupakan lokasi permukiman tepi pantai dan berdasarkan lapisan budayanya, diduga telah dihuni dalam waktu cukup lama.

 

Tahun 2018, Balai Arkeologi Bali melanjutkan penelitian di Situs Tanjung Ser. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jejak-jejak budaya sebagai indikasi bahwa pada masa lalu lokasi ini kemungkinan terdapat aktivitas manusia. Ekskavasi dilakukan pada sebuah teluk yang terletak di timur Bukit Beratan, pada sebuah lahan yang milik seseorang yang dulu berkebangsaan Italia bernama Mr. Milo, yang kini berkebangsaan Indonesia dan berganti nama I Putu Gede Winanjaya. Lokasi ekskavasi ini terletak di Desa Dusun Yeh Panas, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Berdasarkan hasil ekskavasi ditemukan berbagai fragmen gerabah dalam beragam bentuk, ukuran, dan hiasan, berbagai cangkang kerang, arang kayu, fragmen tulang, dan  batu andesit dengan jejak pakai.  Lebih dari 6000 fragmen gerabah polos dan lebih dari 10.000 fragmen gerabah hias ditemukan. Cangkang kerang ditemukan di hampir semua spit, dan menunjukkan dugaan bahwa kerang merupakan sumber makanan utama yang sangat mudah didapatkan di situs ini.

 

Fragmen gerabah dan cangkang kerang hasil ekskavasi di Situs Tanjung Ser (2018)

 

Penelitian di Situs Tanjung Ser kembali dilanjutkan tahun 2019.  Ekskavasi arkeologi dilakukan untuk menemukan bukti tentang manusia penghuni atau pendukung kebudayaan di Situs Tanjung Ser. Selain itu, juga dilakukan survey arkeologi di beberapa situs yaitu Situs Pulaki, Situs Belatungan, Situs Kalang Anyar, Situs Pangkung Paruk, Situs Uma Anyar,  dan Situs Ularan. Berdasarkan hasil ekskavasi ditemukan fragmen tembikar dalam jumlah sangat banyak dan cangkang kerang dari kelas pelecypoda dan gastropoda. Sedangkan berdasarkan hasil survey dilakukan identifikasi dan pecatatan temuan arkeologi antara lain Gucci di Desa Banyu Poh yang diduga dari Vietnam sekitar abad 14 Masehi, fragmen miniature candi di Pura Belatungan, Desa Banyu Poh, sarkofagus di Desa Ularan, relief ke Budhaan di situs Uma Anyar, dan empat pasang sarkofagus di Situs Pangkung Paruk.

 

Ekskavasi di situs Tanjung Ser (2019)

 

Ditulis oleh: Wayan Suantika dan Nyoman Arisanti

Penelitian Serupa

SITUS PRASEJARAH GILIMANUK

July 19, 2019

SITUS PRASEJARAH GILIMANUK Gilimanuk adalah situs nekropolis atau situs kuburan prasejarah yang terletak di ujung barat Pulau Bali, yaitu di tepi Teluk Gilimanuk pada ketinggian sekitar 5 meter di atas permukaan laut. Situs ini ditemukan oleh (alm) Prof. Dr. R.P Soejono, Kepala Dinas Purbakala Bali di Bedulu, Gianyar, ...

Baca Selengkapnya

SITUS GUA GEDE

July 19, 2019

SITUS GUA GEDE Situs Gua Gede di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali merupakan salah satu situs gua hunian yang berperan penting dalam mengungkap proses migrasi dan penghunian di nusantara. Situs Gua Gede terletak di Dusun Pendem, Desa Pedjukutan, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, terletak pada...

Baca Selengkapnya

TINGGALAN MEGALITIK DI KECAMATAN WOHA, NTB

July 19, 2019

TINGGALAN MEGALITIK DI KECAMATAN WOHA NTB Kabupaten Bima merupakan salah satu daerah otonom di Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang terletak di ujung timur Pulau Sumbawa bersebelahan dengan Kota Bima. Kabupaten Bima berada pada posisi 117º 40 ‘’- 119º 10’’ BT dan 70º 30’&rsquo...

Baca Selengkapnya

PENELITIAN PRASASTI JIKEN SATRA

July 19, 2019

PENELITIAN PRASASTI JIKEN SATRA Penelitian prasasti merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan Balai Arkeologi Denpasar yang memiliki tiga tujuan, yaitu  penelitian murni, pengabdian masyarakat, dan pemasyarakatan arkeologi. Pada 28-30 November 2014, Balai Arkeologi Denpasar melakukan penelitian Prasasti Ji...

Baca Selengkapnya